Sunday, June 28, 2020

When you came from ordinary background and you did something huge:
Everybody: "whooaaaa. She's so talented. Her parent must be proud"

When you came from extraordinary background and you did something grand:
Everybody: "Meh. It's just natural"

#blabbers

Wednesday, February 19, 2020

Cerita Hidrokel & UDT Adek

Apa harapan saya saat tau hamil?
Pengen punya anak ganteng, rambut super tebal, kulit putih mulus?

Jujur aja, sebagai seorang (calon) ibu saya cuma pengen anak saya terlahir sehat selamat dengan sempurna tanpa cacat. Soal cantik atau ganteng itu cuma bonus. Bahkan kadang saya merasa sudah meminta terlalu banyak dengan berharap anak saya tidak kekurangan (atau kelebihan satu organpun). 

Jadi saat melahirkan anak kedua yang didiagnosis lahir dengan hidrokel di scrotum kirinya, rasanya sungguh bukan main. Takut, stres, dan segala macam skenario buruk bermunculan di kepala. Belum lagi badai hormon pasca melahirkan. 

Tapi dokter meyakinkan kalo ini bukan sesuatu yang serius. Cairan dalam scrotum akan perlahan menghilang sampai usia anak 2 tahun. Bahkan kalaupun tidak menghilang sepenuhnya, hanya dibutuhkan tindakan kecil untuk penanganan "ketidaksempurnaan" organ vital ini. 
Lalu apakah saya jadi tenang? Ya...lumayanlah. Setidaknya tidak se-parno dulu saat pertama kali mendengar diagnosis ObGyn menjelang lahiran.

Kontrol ketiga pasca si adek lahir, saat itu dokter yang menangani proses melahirkan tidak praktik. Jadilah kami 'jajan dokter' ke SPA lain. Toh sama-sama direkomendasikan sama banyak mahmud di WAG.

Imunisasi masih on schedule, adek sehat, berat badan oke. Hidrokel kelihatannya sudah mulai berkurang. But then....badai lain muncul

Pak dokter muda bilang "ini testisnya belum turun ya?" "yang kiri ya, dok?" "yang kanan juga kayanya bukan nih, cuma kelenjar" (maksudnya sesuatu yg di kantung sebelah kanannya juga bukan testis, tapi cuma kelenjar)

Hah?? apa lagi nih??? Kayaknya dulu Sp.A yang pertama ga pernah menyinggung soal testis belum turun. Apa pula itu maksudnya? 
Maklum, anak pertama dulu perempuan. Saya masih awam soal organ vital bayi laki-laki. Dan beliau pun merujuk anak kami ke dokter spesialis endokrin anak di RS yang sama

Reaksi kami sebagai orang tua? takut tapi juga denial, "lain kali balik ke dokter yang dulu aja lah, lebih tua lebih berpengalaman"
Walaupun akhirnya kami tetap konsultasi ke dokter rujukan.

Saat dicek oleh dokter endokrin, beliupun confirm, bahwa anak kami mengalami UDT (undescended testicle). Penyebabnya bisa jadi karena adanya hidrokel (kebetulan posisinya sama di sebelah kiri). 
Lalu bagaimana dengan yang sebelah kanan?beliau bilang itu testis, tapi ukurannya tidak seperti yang seharusnya, terlalu kecil. Dan sayapun merasa agak tenang. "Oh, yang kanan udah ada kok" tanpa menyadari apa yang akan terjadi selanjutnya

-bersambung-